Beranda | Artikel
Bab Durhaka Kepada Orang Tua Adalah Dosa Besar Yang Paling Besar
Kamis, 28 Februari 2019

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Bab Durhaka Kepada Orang Tua Termasuk Dosa Besar adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan الجمع بين صحيحين (Al-Jam’u Baina As-Sahihain), sebuah kitab yang berisi Kumpulan shahih Bukhari dan Muslim karya Syaikh Yahya bin Abdul Aziz Al-Yahya. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. pada 12 Jumadal Akhirah 1440 H / 17 Februari 2019 M.

Download Kitab Al-Jam’u Baina As-Sahihain – Format PDF di sini

Download mp3 kajian sebelumnya: Bab Berkurangnya Iman Akibat Maksiat

Kajian Hadits Tentang Bab Durhaka Kepada Orang Tua Termasuk Dosa Besar – Al-Jam’u Baina As-Sahihain

Pembahasan kali ini sampai pada hadits ke-32 halaman 15 pada kitab Al-Jam’u Baina As-Sahihain.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ قُلْنَا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ فَمَا زَالَ يَقُولُهَا حَتَّى قُلْتُ لَا يَسْكُتُ

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang termasuk dari dosa besar? Kami menjawab; “Tentu wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Menyekutukan Allah dan mendurhakai kedua orang tua.” -ketika itu beliau tengah bersandar, kemudian duduk lalu melanjutkan sabdanya: “Perkataan dusta dan kesaksian palsu, perkataan dusta dan kesaksian palsu.” Beliau terus saja mengulanginya hingga saya mengira beliau tidak akan berhenti.”

Apa itu dosa-dosa besar? Apa bedanya dengan dosa-dosa kecil? Dosa besar itu adalah dosa yang tidak bisa digugurkan oleh amalan shalih atas pendapat jumhur. Bahkan dosa besar itu bisa menggugurkan amalan shalih. Kalau dosa kecil itu bisa digugurkan oleh amalan-amalan shalih. Bahkan menjauhi dosa besar adalah diantara sebab digugurkannya dosa-dosa kecil. Allah Ta’ala berfirman:

إِن تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُم مُّدْخَلًا كَرِيمًا ﴿٣١﴾

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS. An-Nisa[4]: 31)

Itu perbedaan antara dosa besar dengan dosa kecil. Kemudian bagaimana kita bisa mengetahui dosa besar? Dosa besar itu sebagaimana pernah kita sebutkan bahwa yang pertama tanda dosa besar penegasan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa itu termasuk dosa besar. Seperti dalam hadits ini. “Maukah aku beritahukan kepada kalian dosa-dosa besar?”

Yang kedua, adanya ancaman berupa api neraka. Orang yang melakukan perbuatan tersebut, dia akan masuk ke dalam api neraka. Contohnya hadits:

مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارِ فَفِى النَّارِ

“Apa-apa yang lebih rendah dari mata kaki dari kain, maka tempatnya di neraka.” (HR. Bukhari)

Ancaman dengan neraka. Diantara tanda dosa besar adalah bahwa pelakunya dilaknat. Seperti sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الرَّاشِي وَالْمُرْتَشِي

“Semoga Allah melaknat yang menyuap dan yang menerima suapan” (HR. Ahmad)

Kemudian diantara tanda dosa besar, pelakunya tidak akan dilihat oleh Allah. Misalnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمْ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمَنَّانُ الَّذِي لَا يُعْطِي شَيْئًا إِلَّا مَنَّهُ وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْفَاجِرِ وَالْمُسْبِلُ إِزَارَهُ

“Ada tiga orang yang mana Allah tidak mengajak mereka bicara pada hari kiamat: Orang yang suka memberi, dia memberi melainkan dengan menyebut-nyebutkannya (karena riya’), orang yang membuat laku barang dagangannya dengan sumpah palsu, serta orang yang melakukan isbal (memanjangkan) pakaian.” (HR. Muslim)

Makanya isbal bukanlah dosa kecil. Tidak mungkin isbal dosa kecil dengan ancaman yang sangat berat seperti itu. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan dia tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak akan dilihat oleh Allah, tidak akan disucikan oleh Allah, bagi dia adzab yang pedih tapi ternyata itu dosanya hanya dosa kecil. Tidak mungkin.

Kata Rasulullah, diantaranya وَالْمُسْبِلُ (dan orang yang memakai kain melebihi mata kaki). Ternyata itu termasuk dosa besar, bukan dosa kecil. Dan banyak lagi tanda-tandanya disebutkan oleh Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah kitab i’lam al muwaqi’in.

Kita lanjutkan, hadits ini menunjukkan bahwa dosa besar juga bertingkat-tingkat ternyata. Ada dosa besar yang paling besar, ada dosa besar yang dibawahnya lagi. Pada hadits ini Nabi mengatakan, “Maukah aku beritahukan kamu dosa besar yang paling besar?”

Pertama, mempersekutukan Allah

Ini dosanya tidak akan diampuni apabila seseorang wafat diatasnya. Semua dosa selain syirik, kalau ia wafat diatasnya, masih ada kesempatan untuk mendapat ampunan dari Allah. Tapi untuk syirik, tidak akan pernah Allah ampuni pelakunya.

Makanya sudah seharusnya kita untuk sangat khawatir terjatuh dalam kesyirikan. Kadang kita merasa tauhidnya sudah hebat, sudah kuat. Kita katakan, “dari mana jaminannya?” Apakah hanya karena Anda sudah belajar tentang tauhid bertahun-tahun lantas dengan itu Anda sudah terjamin tidak akan berbuat syirik? Makanya agar kita terhindar dari syirik, modal yang paling utama itu adalah kita harus selalu waspada, kita harus selalu khawatir, kita harus selalu takut.

Nabi Ibrahim saja takut sampai-sampai Nabi Ibrahim berdo’a:

وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ

dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim[14]: 35)

Maka kalau kita tidak merasa takut, tidak merasa waspada, biasanya kita akan mudah jatuh kepada kesyirikan. Para Sahabat yang imannya sudah luar biasa, diakhir-akhir hayat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ternyata Rasulullah sudah mewanti-wanti. Apa kata Rasulullah?

أَلَا فَلَا تَتَّخِذُوا الْقُبُورَ مَسَاجِدَ

“maka janganlah kamu menjadikan kubur-kubur sebagai masjid-masjid” (HR. Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ

“Laknat Allah atas orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kubur-kubur Nabi-Nabi mereka sebagai masjid-masjid” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah memperingatkan para Sahabat jangan sampai melakukan perbuatan itu. Padahal para Sahabat tidak mungkin melakukan itu. Keimanan dan tauhid mereka luar biasa. Kalau Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saja tidak merasa aman dari perbuatan syirik, bagaimana kita akan merasa aman dari perbuatan syirik? Maka dari itu kalau kita ingin selamat dari kesyirikan, jangan sampai kita merasa aman dari syirik. Selalu kita khawatir. Setiap kita kali mau bicara, coba kita periksa ada tidak disitu ucapan yang mengandung kesyirikan. Setiap kali kita mau melakukan suatu perbuatan, kita berusaha untuk periksa, ada tidak disitu mengandung kesyirikan. Pahami hakikat kesyirikan.

Banyak orang memahami syirik itu hanya sebatas menyembah batu, menyembah berhala. Kalau di kuburan tidak dianggap syirik. Padahal hakikat ibadah itu rasa cinta yang disertai dengan ketundukan. Berapa banyak kuburan-kuburan yang diagungkan selain Allah? Bahkan kuburan itu lebih lebih besar fitnahnya dibandingkan dengan batu, pohon.

Maka penting sekali supaya kita selamat dari syirik, yang pertama yaitu kita selalu waspada. Jangan sampai merasa aman dari syirik. Yang kedua, selalu berdo’a minta sama Allah supaya kita dihindarkan dari kesyirikan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita do’a yang kalau kita ucapkan, kata Rasulullah insyaAllah akan dihindarkan dari syirik besar maupun syirik kecil. Yaitu:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, jangan sampai aku menyekutukan-Mu sementara aku menyadarinya, dan aku memohon ampun kepada-Mu untuk yang tidak aku sadari.”

Ketiga, jangan meremehkan dosa besar demikian pula dosa kecil. Kenapa? Karena kata para ulama dosa besar itu juga bisa menyeret kita kepada kesyirikan. Allah Ta’ala berfirman:

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٦٣﴾

maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An-Nur[24]: 63)

Allah memberikan tawaran, dua pilihan untuk orang yang menyelisihi perintah Rasul. Silahkan ambil salah satunya, ditimpa fitnah atau ditimpa adzab yang pedih. Apa yang dimaksud dengan fitnah di sini? Kata Imam Ahmad bahwa fitnah yang dimaksud di sini adalah syirik.

Jadi orang yang menyelisihi perintah Rasul kalau ia tidak diseret ke syirik, ke kekufuran, dia diadzab dengan adzab yang pedih. Kita jangan sampai meremehkan yang berhubungan dengan masalah dosa besar itu. Sebab kalau kita sudah meremehkan, kita pun kemudian menganggapnya remeh lalu kita melakukannya, demi Allah ini musibah besar dalam hidup kita.

Kedua, Durhaka Kepada Orang Tua

Ini adalah dosa besar yang paling besar. Dan itu sudah kita jelaskan pada pertemuan kemarin.

Ketiga, Bersaksi Palsu

Berkata dusta, bersaksi palsu.

Simak penjelasannya pada menit ke-16:43

Download MP3 Kajian Hadits Tentang Bab Durhaka Kepada Orang Tua Termasuk Dosa Besar – Al-Jam’u Baina As-Sahihain


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/46716-bab-durhaka-kepada-orang-tua-adalah-dosa-besar-yang-paling-besar/